STUDI PELAKASANAAN PELAYANAN SWAMEDIKASI BEBERAPA APOTEK KOTA KENDARI

Authors

  • Asriullah Jabbar Universitas Halu Oleo
  • Nurjannah Nurjannah Rumah Sakit Umum Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara
  • Mus Ifayah Stikes Mandala Waluya Kendari

DOI:

https://doi.org/10.46356/wfarmasi.v6i1.69

Abstract

Swamedikasi adalah suatu upaya masyarakat untuk mengobati diri sendiri. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa lebih dari 66% masyarakat melakukan pengobatan sendiri (Swamedikasi). Keterbatasan pengetahuan tentang obat dapat menyebabkan rentannya masyarakat terhadap informasi komersial obat, sehingga memungkinkan terjadinya pengobatan yang tidak rasional jika tidak diimbangi dengan pemberian informasi yang benar. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pelaksanaan Pelayanan swamedikasi di Apotik Kota Kendari. Penelitian menggunakan desain Purposive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner. Penelitian bertempat di 30 Apotek Kota Kendari. Hasil Penelitian menunjukkan pelayanan Swamedikasi beberapa Apotek Kota Kendari dari 3 kategori adalah 63,34%. Persentase Jenis Obat dalam Pelayanan Swamedikasi beberapa Apotik Kota Kendari adalah Golongan Obat berdasarkan Penggolongannya adalah obat bebas (31%), obat bebas terbatas (26%), obat keras (18%), obat herbal (18%), lain-lain (7%). Penggolongan obat berdasarkan penyakit adalah Espektoran/Antitusif (17,5%), Analgetik/Antipiretik (18,7%), Anti Emetik (7,5%), Anti Inflamasi (14,7%), Gastritis (14%), Anti Histamin (12,3%), Anti Diare (12,3%), dan Lain-lain (3%). Persentase Jenis Edukasi dalam pelayanan Swamedikasi beberapa Apotik Kota Kendari yaitu dosis obat/Interval obat (19,2%), Cara penggunaan (19,4%), Indikasi (18,4%), Kontra Indikasi (11,2%), Efek samping (13%), Interaksi obat dengan obat (8,7%), interaksi obat dengan makanan (7,3%), dan Lain-lain (2,8%).

Kata kunci :  Swamedikasi, Apotek, Edukasi

 

ABSTRACT

Self medication is a community effort to self-medicate. Based on data from the National Socioeconomic Survey (SUSENAS) lack of knowledge about the drug may cause vulnerability of society against drug commercial information, thus enabling the treatment of irrational if not balanced with the provision of correct information. The purpose of the study is to examine the implementation of the Services Pharmacies self medication in Kendari. This study using purposive sampling design. Data were collected using a questionnaire. This study took place in 30 pharmacies Kendari city. Based on the research results obtained Percentage Pharmacy Services Self medication some of Kendari from 3 category is 63.34%. Percentage Type Drugs in Services Self medication several Pharmacies Kendari is the group Drugs based classification is a drug-free (31%), free drug is limited (26%), prescription drugs (18%), herbal remedies (18%), others (7 %). Classification of drugs by disease is Espektoran / Antitusif (17.5%), Analgesic / Antipyretic (18.7%), Anti-emetic (7.5%), Anti-Inflammatory (14.7%), gastritis (14%), Anti histamine (12.3%), Anti diarrhea (12.3%), and other (3%). Percentage of Educational type in service several Pharmacies Kendari Self medication is the dose of drug / drug Interval (19.2%), How to use (19.4%), indication (18.4%), Contraindications (11.2%), securities side (13%), drug-drug interaction (8.7%), drug interactions with food (7.3%), and other (2.8%).

Keywords : Self Medication, pharmacy service, Education.

References

Adhikary, M., Poornima, B., Saudan, S., dan Chetan,K. (2014). Study of Self-Medication Practice and Its Determinants Among College Students of Delhi University North Campus, New Delhi, India: International Journal of Medical Science and Public Health 2014. 3(4): 406.
Anief, Moh. (1997). Formulasi Obat Topika Dengan Dasar Penyakit Kulit. Cetakan Pertama.Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University Press.
Atmoko, W.B., & Kurniawati, I., 2009. Self medication : Sebuah Respon Realistik Perilaku Konsumen di Masa Krisis. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan, Vol. 2 No. 3, ISSN : 1979-0333. Semarang : Universitas Diponegoro.
Depkes RI, 2006, Pedoman Penggunaan Obat bebas dan Obat Bebas Terbatas, Direktorat bina Farmasi Komunitas dan Klinik Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesahatan, Jakarta.
Depkes R.I., 2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta.
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
FIP, 1999. Joint Statement By The International harmaceutical Federation and The World Self-Medication Industry: Responsible Self-Medication. FIP & WSMI, p.1-2
Fleckenstein, A.E., Hanson, G. R. & Venturelli, P. J. 2011. Drugs and society(11 thed). Jones and Bortlett Publisher : USA, dalam jurnal penelitian Dian Hermawati : Pengaruh Edukasi Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Rasionalitas Penggunaan Obat Self medication Pengunjung di dua Apotek Kecamatan Cimanggi., Depok.
Gupta, P., Bobhate, P., dan Shrivastava, S. (2011). Determinants of self medication practices in an urban slum community. Asian Journal Pharmaceutical and Clinical Research. 4(3). Tropical Journal of Pharmaceutical Research. August 2012; 11(4): 684.
Indonesia. Undang-Undang Tentang Kesehatan, UU Nomor 36 Tahun 2009 Lembaran Negara Republik Indonesia No. 144 Tahun 2009, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No. 5063
Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam. 2003. Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.
Osemene, K, P., dan A, Lamikanra. (2012). A Study of the Prevalence of SelfMedication Practice among University Students in Southwestern Nigeria.
Permenkes, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek.
Peraturan Pemerintah RI. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian.
Purwanti, A., Harianto., dan Supardi, S. (2004). Gambaran Pelaksanaan Standar Pelayanan Farmasi di apotek DKI Jakarta tahun 2003. Majalah Ilmu Kefarmasian. 1(2): 102,105.
Saryono. (2011). Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press.
Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D); Alfabeta. Bandung.
Supardi, S., dan Notosiswoyo, M, 2005. Pengobatan sendiri sakit kepala, demam, batuk dan pilek pada masyarakat desa Ciwalen, Kecematan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol II No. 3.Widodo, Rahayu. 2004. Panduan Keluarga Memilih dan Menggunakan Obat. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja. 1993, Self medication. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
WHO, 1998. The Role of The Pharmacist in Self-Care and Self-Medication. The Hague, The Netherlands: WHO.
Zeenot, S. (2013). Pengelolaan dan Penggunaan Obat Wajib Apotek. Yogyakarta. D-Medika.

Downloads

Published

2017-04-29