PERBANDINGAN DAYA HAMBAT ANTISEPTIK KEWANITAAN HERBAL DAN NON HERBAL TERHADAP JAMUR Candida albicans

  • Asmawati Asmawati Akademi Kesehatan Gigi Kendari
  • Muhammad Azdar Setiawan Akademi Farmasi Bina Husada Kendari

Abstract

ABSTRAK

Antiseptik adalah suatu bahan yang menghambat atau membunuh mikroorganisme dengan mencegah pertumbuhan atau menghambat aktivitas metabolismenya. Antiseptik alami atau dari bahan herbal yaitu seperti rebusan daun sirih sedangkan antiseptik non herbal umumnya mengandung senyawa  kimia.  Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan daya hambat antiseptik kewanitaan herbal dan non herbal terhadap jamur Candida albicans penyebab keputihan. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat komparatif yaitu untuk melihat perbedaan/perbandingan dari variabel-variabel yang akan diteliti. Metode penelitian yang digunakan  yaitu Cylinder cup. hasil penelitian diperoleh data rata-rata luas zona hambat sampel herbal RV yaitu 6,75 mm, dan SC yaitu 7,19 mm. Sedangkan sampel non herbal AB yaitu 5,42 mm, dan LA yaitu 7,75 mm. Berdasarkan analisa data dengan uji t test independen diperoleh hasil bahwa antiseptik kewanitaan herbal dan non herbal secara keseluruhan mempunyai perbedaan zona hambat terhadap jamur Candida albicans namun tidak signifikan, atau rata-rata luas zona hambat antara sampel herbal dan non herbal hampir sama.

Kata Kunci : Perbandingan daya hambat, Candida albicans, Antiseptik kewanitaan, Keputihan.

 

ABSTRACT

An antiseptic is a substance that inhibits or kills microorganisms by preventing growth or inhibiting its metabolic activity. Natural antiseptics or from herbal ingredients such as decoction of betel leaf while non herbal antiseptic generally contain chemical compounds. The purpose of this study is to determine the difference inhibition zones of herbal and non herbal antiseptic feminine against Candida albicans cause whitish fungus. The type of research used in this study is comparative is to see the difference / comparison of variables to be studied. The research method used is Cylinder cup.  From the research results obtained the average data area of inhibition zone of RV herbal samples are 6.75 mm, and SC is 7.19 mm. While the non-herbal sample AB is 5.42 mm, and LA is 7.75 mm.      Based on the data analysis with independent samples t test, it was found that the antiseptic of herbal and non herbal feminine as a whole had different inhibition zone to Candida albicans fungus but not significant, or the mean of inhibition zone between herbal and non herbal samples was similar.

Keywords: Comparison inhibition zone, Candida albicans, Antiseptic feminine,    Whitish fungus.

References

Departemen Kesehatan RI. 2010, Profil Kesehatan Indonesia, Jakarta: Depkes RI.
Dugal, S., dan Chaundhary, A.2013, Formulation and In Vitro Evaluation Of Niosomal Povidone-Iodine Carriers Against Candida albicans. International Journal Of Pharmacy and Pharmaceutical Science, 509-512.
Komariah dan Sjam, 2012, Kolonisasi Candida dalam Rongga Mulut, Majalah Kedokteran FK UKI Januari-Maret 2012 Vol. XXVIII
Kusumaningtyas, E. 2009, Mekanisme Infeksi Candida albicans pada Permukaan Sel, Jurnal Lokakarya Nasional Penyakit Zoonis, Balai Penelitian Veteriner, Bogor.
Kusuma, Agustini, N.W.R. 2007. Uji Aktifitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga (Porpyridium cruentum). J Biod. 8(1) : 48-53
Solikhah, R. Marsito. dan Nurlaila. 2010, Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Keputihan Dengan Perilaku Remaja Putri Dalam Menjaga Kebersihan Diri Di Desa Bandung Kecamatan Kebumen Kabupaten Kebumen. Stikes Muhammadiyah Gombong, jurnal ilmiah kesehatan keperawatan, Vol. 6:63-70.
Tan, Tjay Hoan dan Kirana Rahardja, 2007, Obat-Obat penting, edisi ketiga, Elex Media Komputindo, Jakarta.
Yugo, R. 2013. Pola kepekaan Candida albicans terhadap flukonazol dan itrakonazol. Fakultas Kedokteran UI, Jakarta.
Published
2017-04-29