Perbandingan Kadar Glukosa Pada Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas Var Ayamurasaki) Menggunakan Metode Luff Schoorl

Authors

  • Reymon Reymon Politeknik Bina Husada Kendari, Program DIII Farmasi
  • Nur Saadah Daud Politeknik Bina Husada Kendari, Program DIII Farmasi
  • Feny Alvianty Politeknik Bina Husada Kendari, Program DIII Farmasi

DOI:

https://doi.org/10.46356/wfarmasi.v8i2.86

Abstract

ABSTRAK

Asupan makanan yang mengandung kadar glukosa tinggi perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus. Hal ini dapat diatasi dengan mengkonsumsi pangan karbohidrat rendah seperti umbi-umbian seperti ubi jalar ungu(Ipomoea batatasVar Ayamurasaki).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa yang terdapat pada ubi jalar ungu rebus, kukus, bakar dan goreng. Metode yang digunakan adalah eksperimen. Sampel ubi jalar ungu diolah dengan cara direbus, kukus, bakar dan goreng. Sampel yang telah diolah dianalisis kadar glukosanya dengan menggunakan metode Luff Schoorl secara triplo. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa semua perlakuan mengandung kadar glukosa dengan tingkat yang berbeda pada sampel ubi jalar ungu rebus, kukus, bakar dan goreng berturut-turut yaitu 3,30%, 4,92%, 7,72%, dan 7,36%. Sehingga dapat disimpulkan kadar glukosa terendah diperoleh dari sampel ubi jalar ungu rebus.

 

Kata kunci : Glukosa, Ubi jalar ungu, Luff Schoorl

 

ABSTRACT

Intake of foods containing high glucose levels needs to be considered to reduce the risk of degenerative diseases such as diabetes mellitus. This can be overcome by consuming low carbohydrate foods such as tubers such as purple sweet potato (Ipomoea batatas Var Ayamurasaki).This study aims to determine the glucose levels found in boiled, steamed, roasted and fried purple sweet potatoes. The method used is an experiment. The sample of purple sweet potato is processed by boiling, steaming, roasting and frying. Samples that have been processed are analyzed for glucose levels using the Luff Schoorl method in triple. Based on research results showed that all treatments contained glucose levels with different levels in the samples of purple sweet potato boiled, steamed, roasted and fried respectively at 3.30%, 4.92%, 7.72%, and 7.36%. So that it can be concluded that the lowest glucose level was obtained from a sample of boiled purple sweet potato.

 Keywords: Glucose, purple sweet potato, Luff Schoorl

References

1. Diyah Wahyuning dan Nuzul, 2016. “Evaluasi Kandungan Glukosa Dan Indeks Glikemik Beberapa Sumber Karbohidrat Dalam Upaya Penggalian Pangan Ber-Indeks Glikemik Rendah”, Fakultas Farmasi, Universitas Airlangga, Surabaya.
2. Franz M. 2012. Medical Nutrition Therapy for Diabetes Mellitus and Hypoglicemia of Nondiabetic Origin. In: Mahan LK, Escott-stump S, Janice LR, editors. Krause’s Food, Nutrition, and Diet Therapy 13th Edition. Philadelphia: WB Saunders Company. p. 675-708.
3. Lande, G.A., Ni Putu dkk. 2015.”Perbandingan Kadar Glukosa Sebelum Dan Sesudah Aktivitas Fisik Intensitas Berat”, Fakultas Kedokteran, Universitas Sam Ratulangi, Manado.
4. Maulana, Bayu. 2012. “Pengaruh Berbagai Pengolahan Terhadap Indeks Glikemik Ubi Jalar (Ipomea Batatas) Cilembu”, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
5. Nintami AL, Rusanti N.2012. Kadar serat, aktivitas Antioksidan, Amilosa dan Uji Kesukaan Mi Basah dengan Subtitusi Tepung Ubi Jalar Ungu (Ipomoea batatas var Ayumurasaki) bagi Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2. Journal of Nutrition College. 1:486-504.
6. Nilasari, O., Susanto, W., Maligan, J. 2017. Pengaruh Suhu dan Lama Pemasakan Terhadap Karakteristik Lempok Labu Kuning (WALUH). Jurnal Pangan dan Agroindustri, 5 (3): 15-26.
7. Nisviaty A. 2006. “Pemanfaatan Tepung Ubi Jalar (Ipomoea batatas L.) sebagai Bahan Dasar Produk Olahan Kukus Serta Mutu Gizi dan Indeks Glikemiknya”, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
8. Sudarmadji, S. 1989. Analisa Bahan Makanan Dan Pertanian. Jakarta : Liberty.
9. Underwood. 2014. Analisis Kimia Kuantitatif, Edisi III, Erlangga, Jakarta

Downloads

Published

2019-10-10